BAB 1
Pengertian teori perilaku konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2008) “Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu perilaku konsumen menurut Loudon, D.L, dan Della Bitta, (1993) adalah: “Consumer behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Terdapat sejumlah teori yang membahas mengenai perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para ahli saat ini. Menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko (1987) dalam buku Danang Sunyoto, teori-teori yang berkaitan dengan perilaku konsumen dapat dibedakan menjadi empat bagian, yaitu:
1.Teori Ekonomi Makro
2.Teori Psikologis
3.Sosiologis
4.Antropologis
Teori ekonomi makro
Teori yang dikembangkan oleh Adam Smith ini membahas bahwa pertumbuhan ekonomi yang prinsip bahwa manusia dalam segala tindakannya di dorong pada kepentingan sendiri. Menurut teori tersebut keputusan untuk membeli merupakan hasil perhitungan ekonomis rasional yang sadar. Pembeli individual berusaha menggunakan barang-barang yang akan memberikan kegunaan (kepuasan) paling banyak, sesuai dengan selera dan harga-harga relatif.
Teori psikologis
Teori psikologis ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Perilaku manusia sangat kompleks karena proses mental tidak dapat dinikmati secara langsung. Salah satu teori yang berkembang dalam teori psikologis adalah teori belajar. Teori belajar dikembangkan dari berbagai percobaan pada sejumlah binatang yang dilakukan oleh ahli- ahli psikologi seperti Ivan Pavlov, Skinner dan Hull. Teori ini didasarkan atas empat komponen pokok, yaitu dorongan (drive), petunjuk (cue), tanggapan (respon) dan penguatan (reinforcement).
Teori sosiologis
Teori ini disebut juga dengan teori psikologi sosial. Teori ini lebih menitikberatkan pada hubungan dan pengaruh antara individu-individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka. Jadi, lebih mengutamakan perilaku kelompok bukannya perilaku individu. Terori ini juga memandang bahwa manusia sebagai makhluk sosial yang menyesuaikan diri dengan bentuk kultur lingkungan hidupnya. Pada teori sosiologis mengarahkan analisa perilaku pada kegiatan-kegiatan kelompok, seperti keluarga, teman kerja dan sebagainya
Teori antropologis
Teori ini menekankan pada perilaku pembeli dari suatu kelompok masyarakat, antara lain kebudayaan (culture), subculture, dan kelas- kelas sosial karena faktor-faktor tersebut memainkan peranan penting dalam pembentukan sikap dan merupakan petunjuk mengenai ilai-nilai yang akan dianut oleh seorang konsumen. Sehingga dapat diketahui bahwa kelompok masyarakat memberikan pengaruh pada sikap manusia.
Model perilaku maslow
Mengetahui perilaku pembelian dari konsumen, dapat diharapkan pelaku bisnis dapat memahami bagaimana rangsangan yang dilakukan melalui strategi pemasaran. Hal ini dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen dan menjadi tanggapan dalam kotak hitam konsumen yang terdiri dari 2 bagian:
1.Karakteristik pembeli atau konsumen mempengaruhi bagaimana orang tersebut mempresepsikan dan bereaksi terhadap perang rangsangan strategi pemasaran yang dilakukan oleh pelaku bisnis.
2.Proses pengambilan keputusan pembelian yang mendorong untuk melakukan transaksi pada saat itu juga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
1.Banyak pemasar berpendapat bahwa ternyata konsumen tidak selalu mengandalkan aksi atau reaksi sesuai perkiraan (forcase) ekonomi. Hal ini dikarenakan, adanya banyak pilihan dan juga dikarenakan pada umumnya konsumen bersikap selektif terhadap atas pemilihan suatu produk yang dipasarkan. 2.Keadaan ini berarti tidak semua produk yang dipasarkan produsen, akan diterima atau menimbulkan respon pada calon pembeli untuk mau membelinya. Perilaku konsumen tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan pembeliannya
Masing-masing faktor tersebut memberi dampak yang berbeda pada tiap-tiap konsumen. Oleh karena itu kejelian pemasar di sini dituntut untuk dapat mengidentifikasikan faktor pembelian atas produk yang dipasarkan. Kemampuan pemasar dalam hal ini akan sangat membantu perusahaan untuk dapat meningkatkan penjualan produknya.
Perilaku pembelian rumit
Perilaku ini terdiri dari tiga langkah proses, awalnya konsumen mengembangkan keyakinan tentang produk tertentu, kedua, konsumen membangun sikap tentang produk tersebut, ketiga, konsumen membuat pilihan pembelian yang cermat.
Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan
Terkadang konsumen sangat terlibat dalam pembelian, namun mereka hanya melihat sedikit perbedaan antar merek. Dalam situasi ini, setelah pembelian konsumen mungkin akan mengalami tidaknyamanan karena merasakan adanya fitur yang tidak mengenakkan atau mendengar kabar yang menyenangkan mengenai merek lain dan akan siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya.
Perilaku pembelian kebiasaan
Pada kondisi ini, keterlibatan konsumen rendah serta tidak adanya perbedaan antar merek yang signifikan. Konsumen memilih merek karena suatu kebiasaan bukan karena kesetiaan yang kuat terhadap merek.
Perilaku pembelian mencari variasi
Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan antar merek signifikan. Dalam situasi ini konsumen sering melakukan peralihan merek, akan tetapi hal ini terjadi karena konsumen mencari variasi dan bukannya karena tidakpuasan
Proses keputusan pembelian
Untuk melakukan pembelian, konsumen pasti melakukan proses keputusan pembelian. Menurut Sunyoto, (2013) urutan proses tahapan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen diperlihatkan seperti pada bagan berikut ini.
Pengertian keputusan pembelian
Sciffman dan Kanuk (Sangadji & Sopiah, 2014) Keputusan sebagai suatu pemilihan suatu tindakan dari dua pilihan alternatif atau lebih. Seorang konsumen yang hendak memilih harus memiliki pilihan alternatif.
Menurut Alma (2011), keputusan pembelian adalah suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence, people dan process, sehingga membentuk suatu sikap pada konsumen untuk mengolah segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa respon yang muncul produk apa yang akan dibeli.
BAB 2
Model Perilaku Pembelian Konsumen
Model perilaku konsumen ini dikenal sebagai bagan tindakan yang menggambarkan bagaimana konsumen dalam memutuskan untuk membeli suatu produk. Model perilaku konsumen adalah suatu bagan yang menyajikan tindakan-tindakan konsumen sampai akhirnya membeli barang/jasa yang mereka inginkan. Model perilaku konsumen memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Deskriptif
2. Prediksi
3. Explanation
4. Pengendalian
Deskriptif
Model perilaku konsumen memiliki fungsi deskriptif yang artinya model perilaku konsumen menggambarkan tentang tindakan-tindakan yang dilakukan konsumen dalam mendalami pengetahuan terkait produk sebelum memutuskan untuk membeli produk tersebut
Prediksi
Model perilaku konsumen memiliki fungsi prediksi yaitu model perilaku konsumen meramalkan suatu kejadian dari tindakan konsumen di masa yang akan datang
Explanation
Model perilaku konsumen mempunyai fungsi explanation yang artinya model perilaku konsumen memaparkan/menjelaskan tentang penyebab atau hal-hal yang mendorong tindakan pembelian yang dilakukan konsumen
Pengendalian
Model perilaku mempunyai fungsi pengendalian yaitu model perilaku konsumen dapat memberikan pengaruh atau mengendalikan tindakan- tindakan konsumen di masa yang akan datang.
Selain komponen variabel proses pengamatan, terdapat pula beberapa komponen dari variabel belajar yaitu sebagai berikut:
1. Motif
2. Choice Criteria
3. Brand Comprehension
4. Attitude
5. Intention
6. Confidence
7. Satisfaction
Model perilaku konsumen dari engel, kollat and backwell
Model Perilaku Konsumen Industri dari Engel, Kollat dan Backwell ini merupakan suatu model perilaku konsumen yang didasarkan pada hasrat (stimulus), proses informasi terhadap produk, proses pengambilan keputusan terhadap suatu produk, variabel (faktor-faktor) yang mempengaruhi pengambilan keputusan, dan faktor lingkungan (eksternal) yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Model Perilaku Konsumen Industri dari Engel, Kollat dan Backwell terdapat beberapa tahap dalam proses pengambilan keputusan yaitu
1. Problem Recognition
2. Search
3. Alternative Evaluation
4. Choice
5. Outcomes
Model perilaku konsumen kerby
Joe Kent Kerby merupakan seorang ahli yang mengembangkan model perilaku konsumen ini. Pada model perilaku konsumen ini, dorongan hasrat akan suatu produk memunculkan pengenalan terhadap produk tersebut. Pada model perilaku ini terdapat variabel eksogen seperti model Howard and Sheth, namun pada model ini Kerby menunjukkannya sebagai faktor manusia dan faktor sosial. Kerby dalam Anwar (2002) faktor manusia yang dimaksudkan pada model ini yaitu kesan (persepsi), sikap, proses belajar, kepribadian, perhatian, daya ingat, dan keterbatasan ekonomi
Pada Model Perilaku Konsumen dari Kerby ini dapat kita ketahui bahwa stimulus akan menghasilkan suatu pengenalan kebutuhan konsumen (Need Recognition) selanjutnya terdapat perhatian yang akan menghasilkan motivasi sebelum terjadinya tindakan pembelian
Model perilaku konsumen dari francesco Nicosia
Pada Model Perilaku Konsumen dari Francesco Nicosia yang disajikan di atas, diketahui bahwa pengambilan keputusan konsumen dipengaruhi oleh perusahaan itu sendiri dan sebaliknya
Kerangka kerja untuk analisis konsumen
Kerangka kerja adalah suatu rancangan yang dibuat oleh perusahaan yang berisi tentang langkah-langkah untuk mencapai suatu target tertentu. Kerangka kerja untuk analisa konsumen merupakan suatu rancangan yang berisikan langkah-langkah sedemikian rupa yang dibuat perusahaan untuk mengetahui karakteristik perilaku konsumen sebelum membeli suatu produk.
Kerangka kerja untuk analisa konsumen memberikan manfaat bagi perusahaan, di antaranya:
1. Meneliti
2. Menganalisis
3. Memahami
4. Mengembangkan Produk
5. Meningkatkan Strategi Pemasaran
BAB 3
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
1.Faktor kebudayaan
2.Faktor sosial
3.Faktor pribadi
4.Faktor psikologis
Faktor budaya
1.Budaya
2.Subbudaya
3.Kelas sosial
Budaya
1.Nilai2, keyakinan2, aturan2, dan norma2 yang melingkupi suatu kelompok masyarakat akan mempengaruhi sikap dan tindakan individu dalam masyarakat tsb
2.Budaya: seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan secara simbolis melalui bahasa dan cara2 lain pada anggota masyarakat
Suatu sistem budaya terdiri atas area-area fungsional
1.Ekologi = sistem beradaptasi pada lingkungan. Ekologi dibentuk oleh teknologi yang digunakan untuk memperoleh dan mendistribusikan sumber daya
2.Struktur sosial = wilayah yang berfungsi sebagai penjaga ketertiban kehidupan sosial
3.Ideologi = karakteristik mentak dari orang2 dalam suatu masyarakat dan cara2 mereka berhubungan dengan lingkungan dan kelompok sosial lainnya
Sub budaya
Faktor ini mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis
Perilaku yang dipengaruhi budaya
1.Rasa diri dan ruang
2.Komunikasi dan bahasa
3.Pakaian dan penampilan
4.Makanan dan kebiasaan makan
5.Waktu dan kesadaran akan waktu
6.Hubungan (keluarga, organisasi, pemerintah)
7.Nilai dan norma
8.Kepercayaan dan sikap
9.Proses mental dan pembelajaran
10.Kebiasaan kerja dan praktik
Kelas sosial
1.Pada dasarnya semua masyarakat memiliki stratifikasi sosial. Stratifikasi tersebut kadang2 berbentuk sistem kasta di mana para anggota kasta yang berbeda diasuh dengan mendapatkan peran ttt
2.Kelas sosial : pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secra hierarkis dan para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku yang serupa
Indicator kelas sosial
1.Pekerjaan
2.Pendidikan
3.tempat tinggal
4.Cara berbusana
5.Cara berbicara
Ciri ciri kelas sosial
1.Mempunyai perilaku yang serupa
2.Anggota kelas sosial merasa dirinya menempati posisi inferior atau superior
3.Adanya sekumpulan variabel
4.Individu dapat pindah dari satu strata ke strata lainnya selama masih hidup
Strategi pemasaran dengan memperhatikan faktor budaya
1.Penciptaan ragam produk
2.Segmentasi pasar
3.promosi
Faktor sosial
1.Kelompokacuan
2.Keluarga
3.Peran dan status sosial
BAB 4
Faktor-faktor Perilaku Konsumen 2
Faktor pribadi
1.Usia dan siklus hidup
2.Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
3.hidup
4.Kepribadian dan konsep diri
Gaya hidup
1.Pola hidup seseorang didunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya
2.Gaya hidup adalah cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana seseorang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya, dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (Sutisna.2002)
Kepribadian dan konsep diri
1.Kepribadian : ciri bawaan psikologis manusia yang membedakan dirinya dengan yang lain
2.Kepribadian merek : bauran spesifik atas ciri-ciri bawaan manusia yang bisa dikatakan dimiliki oleh merek tertentu
STIMULASI PEMASARAN
Definisi standar periklanan biasanya mengandung 6 elemen:
1. periklanan adl bentuk komunikasi yang dibayar
2. dalam iklan terjadi proses identifikasi sponsor
3. ada upaya membujuk dan mmepengaruhi konsumen
4. periklanan memerlukan elemen media massa sebagai sarana menyampaikan pesan pada audiens sasaran
5. bersifat nonpersonal
6. Audiensi, kelompok konsumen yang akan dijadikan sasaran pesan
Promosi penjualan
Merupakan upaya pemasaran yang bersifat media dan monmedia untuk merangsang coba- coba dari konsumen, meningkatkan permintaan dari konsumen atau untuk memperbaiki kualitas produk
Personal selling
Aktivitas komunikasi antara produsen yang diwakili oleh tenaga potensial yang melibatkan pikiran dan emosi, serta berhadapan langsung dengan konsumen
Keterlibatan dan pengambilan keputusan konsumen
1.Tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan yang ditimbulkan oleh stimulus
2.Keterlibatan seseorang terhadap suatu produk ditentukan oleh apakah dia merasa penting atau tidak dalam pengambilan keputusan pembelian produk
3.Ada konsumen yang mempunyai keterlibatan rendah dan ada yang mempunyai keterlibatan tinggi
Proses pengambilan keputusan
Peran pembelian
1.Initiator : orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk atau jasa tertentu
2.Influencer : orang yang nasihatnya memberi pengaruh dalam pengambilan keputusan akhir pembelian
3.Decider : orang yang menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian
4.Buyer : orang yang melakukan pembelian nyata
5.User : orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa
Loyalitas konsumen
1.Loyalitas merek : sikap menyenangi terhadap suatu merek yang direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek tsb saepanjang waktu. Sikap ini disebabkan oleh kualitas produk yang memuaskan konsumen
2.Loyalitas toko : sikap konsisten konsumen dalam mengunjungi toko dimana ia bisa membeli produk yang diinginkan. Sikap ini disebabkan oleh kualitas pelayanan yang diberikan pengelola/karyawan toko
Sudut pandang perilaku pembeli dan tipe konsumen
Perilaku pembeli
Merupakan sebuah proses teratur di mana individu-individu berinteraksi dengan lingkungannya untuk tujuan mengambil keputusan-keputusan di pasar tentang barang dan jasa
Tipe-tipe konsumen
1.Konsumen Pria
2.Konsumen wanita
3.Konsumen Remaja
4.Konsumen Lansia
5.Konsumen Pendiam
6.Konsumen Suka Bicara
7.Konsumen Penggugup
8.Konsumen Ragu-ragu
9.Konsumen Pembantah
10.Konsumen Pendatang
11.Konsumen Sadar
12.Konsumen Curiga
13.Konsumen Angkuh
14.Konsumen lainnya
Ciri ciri konsumen Wanita
1.idak mudah terpengaruh bujukan, nasehat, argumentasi penjual
2.Lebih tertarik pada warna/bentuk/mode/gengsi drpd kegunaan
3.Senang berbelanja sehingga lama menentukan keputusan pembelian
Kurang tertarik pada hal-hal teknis
Ciri ciri konsumen remaja
1.Mudah terpengaruh bujukan, nasehat, argumentasi penjual dan iklan
2.Tidak berpikir hemat/ kurang realistis
BAB 5
PERSEPDI KONSUMEN
Menurut Kotler (1997) persepsi adalah proses memilih, menata, menafsir stimuli yang dilakukan seseorang agar mempunyai arti tertentu. Stimuli adalah rangsangan fisik visual dan komunikasi verbal dan non verbal yang dapat mempengaruhi respon seseorang (Sodik, 2003).
Persepsi tiap orang berbeda dalam melihat lingkungan dan dengan situasi yang sama, karena rangsangan yang diterima melalui panca indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, sentuhan).
Persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik, tapi dari pengalaman masa lampau, sikap sekarang dan dapat dipelajari, sebab dengan belajar seseorang akan memperoleh pengalaman. Hasil pengalaman berbeda, membentuk suatu pandangan dan pengamatan berbeda, menimbulkan perilaku pembelain berbeda
Contoh: (Perbedaan harga Rp800,- disebut different threshold)
Harga pasta gigi yang belum pernah dibeli konsumen lebih murah Rp300,- daripada harga pasta gigi yang biasa dibeli. Perbedaan harga tersebut tidak akan mempengaruhi konsumen untuk beralih ke merek lain. Tetapi ketika harga barang yang tidak pernah dibelinya lebih murah Rp800,-, mereka akan memperhatikan perubahan tersebut dan mengubah pilihan ke merek lain.
Makna rangsangan persepsi
Selection yaitu iklan, kemasan atau produk identik yang dapat dipersepsikan berbeda pada waktu dan situasi yang sama oleh dua konsumen berbeda sesuai kebutuhan, keinginan, pengalaman sikap dan karakter pribadinya.
Contoh :
Kedekatan
Produk-produk untuk mandi seperti pasta gigi, sabun, dikelompokan letaknya berdekatan dalam rak toko.
Kesamaan
Dipasar Swalayan atau toko pinggir jalan, produsen mengelompokkan produk aneka sabun mandi menjadi satu kelompok, beraneka jenis shampoo menjadi satu jenis kelompok dan lain-laina.
Persepsi terhadap iklan
Persepsi tertuju pada iklan itu sendiri.
Pada saat melihat iklan banyak konsumen tidak memperhatikan klaim produk atau pesan secara langsung, tetapi reaksi afektif menimbulkan perasaaan terhadap iklan. Persepsi ini berhubungan dengan reaksi terhadap faktor iklan seperti kreatifitas efek gambar dari kealamian iklan, warna, intonasi suara, dan tipe pemrosesan informasi.
Efek sikap terhadap iklan dan merek secara langsung, selain ukuran suka tidak suka menimbulkan reaksi afektif konsumen terhadap iklan. Khususnya iklan komersial di TV dapat diukur melalui gaya, ide produksi, audio pembuatan iklan
BAB 6
PEMBELAJARAN DAN PENGETAHUAN KONSUMEN
1.Merupakan proses bagi para individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembeliaan dan pemakaian yang mereka terapkan pada perilaku yang akan datang
2.Pemasar harus mengajar konsumen :
1.Sifat dan manfaat produk
2.Dimana harus membelinya
3.Bagaimana menggunakannya
4.Bagaimana memeliharanya
5.Bagaimana membuangnya
Unsur unsur yang tercakup dalam pembelajaran
1.Motivasi: dorongan yang berdasarkan atas kebutuhan dan tujuan/sasaran. Merupakan pemacu pembelajaran
2.Isyarat: Merupakan stimuli yang memberikan arah bagi motif. Berfungsi mengarahkan dorongan konsumen
3.Respon: cara bereaksi para individu terhadap dorongan atau isyarat
4.Penguatan: Peningkatan kemungkinan respon khusus akibat isyarat atau stimuli khusus
Definisi pembelajaran / belajar
Pembelajaran konsumen adalah suatu proses yang berkelanjutan, berlangsung terus menerus dan tidak pernah berhenti. Dengan belajar, seseorang akan memperoleh pengetahuan baru, dimana ia menerima informasi melalui panca indera dan berpikir dari pengalamannya, sehingga semua proses belajar ini akan mempengaruhi apa yang diputuskan, apa yang dibeli, dan apa yang dikonsumsi.
Pengalaman memainkan peranan dalam proses belajar. Belajar tidak selalu terjadi karena disengaja sehingga dapat kita katakan bahwa pengetahuan baru dan pengalaman pribadi juga berfungsi sebagai timbal balik bagi individu dan memberi patokan pada perilakunya dimasa mendatang dalam situasi yang serupa.
Proses belajar perilaku
Contoh yang dapat diambil dari pengulangan untuk menghindari advertising wearout ini adalah :
Iklan Lux, menggunakan model yang berbeda dalam menunjukkan variasi pilihan sabun lux.
Sampoerna Hijau, menggunakan plot cerita yang berbeda untuk menarik minat dan perhatian konsumen.
Atau bisa juga mengunakan konsep : Three Hit Theory (konsep pengulangan 3 kali). Hal ini dianggap penting, karena pengulangan diatas tiga kali tidak akan menghasilkan efek conditioning, malah akan mengakibatkan Advertising Wearout.
Contoh Iklan yang menggunakan Three Hit Theory ini salah satunya adalah : Iklan Chocolatos.
Aplikasi classic conditioning
Lincensing
Licensing adalah praktek pemberian nama produk/merek dengan menggunakan nama-nama selebriti, nama desainer, nama produsen, nama perusahaan, bahkan tokoh-tokoh film kartun.
Nama-nama tersebut digunakan sebagai merek dengan prinsip dan tujuan untuk menimbulkan citra positif terhadap produk-produknya.
Citra positif yang telah terbangun dari tokoh-tokoh tersebut diharapkan dapat mengalir kepada produk-produk yang menggunakan namanya.
Contoh product Lincensing :
1.Calvin Klein
2.Christian Dior
3.Charles Jourdan
4.Paris Hilto
Komentar
Posting Komentar